INPUTRAKYAT_LUTIM,–Badan Pusat Statistik (BPS) merilis laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten/Kota se Sulsel Tahun 2019.
Berdasarkan data tersebut, Kabupaten Luwu Timur menduduki posisi terakhir dengan angka 1,17 persen.
Artinya, Kabupaten Luwu Timur berada dibawah rata-rata nasional dan Provinsi, setelah Kabupaten Maros.
Untuk Kabupaten/Kota yang berada diatas rata-rata yaitu Kabupaten Bantaeng kemudian disusul Kota Makassar.
Menanggapi hal itu, Pemerintah Daerah Kabupaten Lutim melalui Kabag Humas dan Protokol, Rizky Alamsyah membenarkan hal tersebut.
Menurutnya, ada tiga penyebab turunnya laju pertumbuhan ekonomi di Lutim, ungkap Rizky kepada InputRakyat.co.id, Senin (20/04/2020).
Ketiganya yakni kata dia, produksi pertambangan PT Vale, perkebunan dan tanaman pangan.
Dijelaskannya, tiga tahun terakhir produksi tambang PT Vale mengalami penurunan.
“Distribusi tambang keseluruhan sebesar 45,27 persen. Khusus biji logam sebesar 43,56 persen. Sektor ini sangat dipengaruhi perekonomian global, jika sektor ini turun maka pertumbuhan ekonomi Lutim ikut anjlok,” terangnya.
Selain itu, diperparah pula turunnya hasil perkebunan, karena perkebunan merupakan kontribusi kedua setelah tambang, ujarnya lagi.
Sementara, hasil tanaman pangan kita juga mengalami penurunan yang disebabkan cuaca ekstrim.
“Nah’ itulah ketiga indikator yang menyebabkan laju pertumbuhan ekonomi kita menurun,” tambahnya.
Terpisah, Tokoh Masyarakat Luwu Timur, Andi Yayat Pangerang menyayangkan hal ini bisa terjadi.
“Peroblem ini harus ada elaborasi yang baik, karena ini bukan soal sepele,” kata dia.
Lanjutnya, pengertian pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara atau suatu wilayah secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu.
Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional atau pendapatan regional.
Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi dalam kehidupan masyarakat, tandasnya.
Karena, semakin tinggi tingkat pertumbuhan ekonomi maka semakin cepat proses pertambahan output wilayah sehingga prospek perkembangan wilayah semakin baik.
Dengan diketahuinya sumber-sumber pertumbuhan ekonomi maka dapat ditentukan sektor prioritas pembangunan, jelas Andi Yayat.
Mengutip penjelasan Todaro dan Smith (2004) bahwa terdapat tiga faktor atau komponen utama yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu akumulasi modal (capital accumulation), pertumbuhan penduduk (growth in population), dan kemajuan teknologi (technological progress), kuncinya.
Untuk diketahui, berikut data laju pertumbuhan ekonomi Lutim sejak tahun 2015 sampai 2019.
Tahun 2015: 6,42 persen.
Tahun 2016: 1,58 persen.
Tahun 2017: 3,07 persen.
Tahun 2018: 3,39 persen.
Tahun 2019: 1,17 persen.
Liputan: Amk | Editor: Redaksi.