Example 728x250
Input Lutim

Lapor Pak Bupati ! RS Primaya Sorowako “Tolak” Pasien, Vidie: Sementara Saya Lidik, Bersangkutan Sudah Rawat Inap

958
×

Lapor Pak Bupati ! RS Primaya Sorowako “Tolak” Pasien, Vidie: Sementara Saya Lidik, Bersangkutan Sudah Rawat Inap

Sebarkan artikel ini

INPUTRAKYAT_LUTIM,–Penolakan terhadap pasien kerap terjadi. Kali ini, dialami Sa, salah seorang warga di Kecamatan Towuti, Kabupaten Luwu Timur, Sulsel.

Informasi yang diperoleh, Sa terpaksa harus menelan pil pahit saat mendatangi RS Primaya Sorowako, Selasa malam, (22/4/2025), Pukul 23.12 Wita.

Bukannya mendapatkan tindakan di ruangan IGD, malah pihak RS Primaya hanya menyuruh pasien tersebut di rujuk ke RSUD I Lagaligo dan Puskesmas terdekat.

Alasannya, kamar perawatan RS Primaya Sorowako untuk pasien perempuan dikabarkan sudah penuh.

Demikian dibeberkan Amrullah, Ketua Posko Perjuangan Rakyat (Pospera) Kecamatan Towuti kepada InputRakyat.co.id, Rabu (23/4/2025).

“Ada sekitar 1 jam lebih Sa berada di dalam mobil Ambulance yang terparkir di depan ruangan IGD dengan kondisi terbaring lemas akibat nyeri dibagian perut,” ujar Amrullah.

“Bukannya pasien ini mendapatkan tindakan oleh pihak RS Primaya, malah hanya mengarahkan untuk dirujuk ke RSUD I Lagaligo dan Puskesmas,” sambungnya lagi.

Namun kata Ulla, malam itu juga saya mendapatkan informasi kalau masih terdapat tujuh tempat tidur pasien yang kosong di ruangan perawatan.

“Informasi lain bahwa penolakan ini diduga keterbatasan perawat. Bahkan, ketika pasien malam itu tetap memaksakan untuk dirawat maka pihak RS akan memberlakukan kelas umum,” jelasnya.

Menurutnya, apabila pasien diberlakukan umum, maka kamar tersebut tersedia untuk pasien ini.

“Karena mendapatkan penolakan dari pihak Rumah Sakit, pasien pun dipulangkan ke Puskesmas Towuti pada Pukul 00.13 Wita,” pungkasnya.

Seharusnya lanjutnya, kalau misalnya ruangan ful, coba lah pihak RS periksa dulu kondisi pasien meski di dalam ambulance, kan pertolongan pertama dulu yang utama.

“Apakah keterbatasan perawat lebih diutamakan ketimbang kesalamatan pasien. Atas kejadian ini, saya menilai pelayanan RS Primaya Sorowako bobrok, perlu dievaluasi,” tandasnya.

Dikonfirmasi terpisah terkait dugaan penolakan pasien tersebut, Direktur RS Primaya Sorowako, dr. Vidie Aseanto Tanessia mengatakan, ini saya masih penyelidikan, saya belum tahu kronologis yang betulnya seperti apa, ungkapnya.

“Yang pasti pasien yang sama tadi siang datang ke IGD, saat ini ada di rawat inap kami (RS Primaya),” singkatnya.

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *