INPUTRAKYAT_LUTIM,–Pemerintah Desa Balantang mulai bergerak dengan melirik potensi yang dimiliki di desa tersebut.
Desa Balantang yang terletak di Kecamatan Malili, merupakan salah satu desa di Kabupaten Luwu Timur pengasil ikan.
Selama ini, warga di desa tersebut khususnya nelayan hanya menjual ikan hasil tangkapan secara langsung.
Tetapi, ibu rumah tangga di desa Balantang kini mulai membuat produk olahan yang berbahan ikan guna menyentuh pasar secara luas.
Untuk sementara, produk yang dihasilkan berupa abon yang terbuat dari bahan ikan cakalang dan bandeng serta keripik udang.
Hal ini sejalan dengan visi misi pemerintah daearah Kabupaten Luwu Timur yakni mendorong kemandirian desa melalui optimalisasi potensi lokal.
Agar hasil olahannya makin maksimal, ibu rumah tangga yang tergabung dalam UMKM ini diberi pelatihan yang dimotori oleh pemerintah desa Balantang.
Tak tanggung-tanggung, pemateri yang didatangkan dari Balai besar standardisasi dan pelayanan jasa industri hasil perkebunan, mineral logam dan maritim Makassar.
Bahkan, dihadirkan pula dari pihak Kementrian Perindustrian yakni Wahyuni dan Ardiansyah, serta Kumalasari yang merupakan merupakan pendamping desa.
Pelaku UMKM itu diberikan pembekalan selama tiga hari, mulai Tanggal 5 sampai 7 Mei 2025, di Hotel Golden House Malili.
Pembekalannya berupa materi teori dan praktik mulai dari pemilihan bahan baku, proses pengolahan, hingga pengemasan abon ikan yang higienis dan menarik.
Tidak hanya itu, mereka juga diberi pelatihan seperti pengurusan izin halal produk hingga teknik pengawetan ikan.
Bahkan, dilatih membuat produk olahan seperti abon ikan, abon udang dan kerupuk ikan serta udang hingga strategi pemasaran dan pengemasan moderen.
Sekdes Balantang, Anjar mengatakan, munculnya usaha rumah tangga yang mandiri ini adalah upaya bagaimana memanfaatkan potensi yang ada di desa, ungakapnya, Selasa (6/5/2025).
“Saat ini pelaku UMKM di Desa Balantang tengah menjalani pembekalan agar produk yang dihasilkan nantinya betul-betul siap dipasarkan,” jelasnya.
Kenapa kami memilih produksi abon kata Anjar, karena yang pertama desa Balantang merupakan pengahasil ikan. Kedua, setelah kami survei pasar, rupanya abon paling banyak diminati konsumen.
“Tidak hanya itu, UMKM ini akan bekerja sama dengan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) untuk pemasarannya. UMKM sebagai produksi, Bumdes sebagai pasar,” terangnya.
“Agar hasil produksi ini dapat diterima pasar secara luas maka kita juga akan mengurus izin halal produk,” sambungnya lagi.
Sementara itu, Kadis Dakoprinum Lutim, Senfry Oktovianus mengatakan, pelatihan ini sangat bermanfaat sehingga jelas tujuannya, ungkapnya.
Kerena menurutnya, untuk meningkatkan keterampilan masyarakat dalam mengolah hasil perikanan menjadi produk bernilai ekonomis tinggi.
“Kegiatan ini sesuai dengan visi dan visi Bupati dan Wakil Bupati Lutim, bagaimana desa – desa dapat memanfaatkan potensi yang ada di wilayahnya masing-masing,” ucapnya.
Ia menambahkan, bahwa untuk menudukung kegiatan ini, kami Pemda siap memberikan pendampingan secara umum mulai dari pengelolaan sampai ke pemasaran.