INPUTRAKYAT_MORUT,–Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Morowali Utara menghearing PLN, Senin (30/9/2024).
Hearing ini dilakukan buntut dari keresahan masyarakat Morowali Utara akibat listrik kerap padam.
Rapat tersebut dipimpin langsung Wakil Ketua I DPRD Morut sementara, Ince Arief Ibrahim didampingi anggota DPRD lainnya.
DPRD Morowali Utara meminta agar PLN jujur apa penyebab listrik di Morowali Utara kerap padam.
“Saya melihat PLN belum siap, mulai dari kabel dan infrastruktur lainnya, kita terbuka saja, ayo kita bicarakan dengan Pemda,” ungkap anggota dewan, Yaristan Palesa.
Ia juga meminta bahwa saat ini musim politik, jangan sampai ketidaksiapan PLN dapat menimbulkan black campion.
“Tolong normalkan kondisi listrik pak, masyarakat Morut ini masih taat hukum, beruntung mereka tidak keberatan atas kerusakan alat elektronik,” tandas Yaristan.
Sementara itu, anggota dewan, Arman Marundu meminta agar PLN buka-bukaan berapa sih daya yang dibutuhkan di Kabupaten Morowali Utara dan apakah daya itu kurang.
Senada pun diungkapkan anggota dewan, Ambo Mai, saya meminta agar PLN kembali mengatur ulang pemancangan tiang.
“Jangan sampai kabel sudah dibentangkan sementara Pemda akan melakukan pengembangan jalan tentu akan menjadi kendala,” ujarnya.
Lanjutnya, di Soyojaya sana ada mesin bisa digunakan untuk membantu mensuplai daya ke Kolonodale atau kita (Pemda, PLN dan DPRD) sama-sama ke GNI meminta daya.
“Kalau mau dibuatkan aturan mengenai listrik saya lah yang pertama kali bertanda tangan, dan ketika listrik ini tidak ada solusi kedepannya saya lah orang yang pertama akan memimpin demo,” tegasnya.
Menjawab pertanyaan para anggota DPRD, Kepala UPL PLN Tompira, Sopyan menjelaskan, bahwa persoalan listrik padam dikarenakan persoalan tehnis dilapangan.
“Seperti gangguan timpahan pohon, burung dan kurangnya debit air. Olehnya itu, kami akan melakukan penambahan tim untuk melakukan pemangkasan pohon di jalur kabel jaringan,” jelasnya.
Ia menambahkan, bahwa bulan November gardu induk (GI) SUTT akan mulai berfungsi sehingga listrik tidak akan lagi padam, dan proses pekerjaannya tengah berjalan saat ini.
Menggapi penjelasan Kepala UPL PLN Tompira, pimpinan rapat Ince Arief Ibrahim menimpah jika PLN harus memberikan jawaban yang kongkrit.
“Jangan menjawab berbelit-belit, harus di jawab kongkrit, apa yang menjadi persoalan mendasar, kalau PLN butuh dana atau campur tangan kami, bilang, biar kita putuskan hari ini,” tandas Arief.
“Rapat disaksikan masyaraat Morowali Utara lewat live streaming, makanya kami butuh jawaban kongktit PLN apa solusi jangka pendek dan panjang,” sambungnya lagi.
Diakhir rapat, disepakati lima poin yakni,
1. PLN memastikan tidak terjadi pemadaman dan gangguan daya listrik di wilayah Morowali Utara khususnya dalam kota Kolonodale sebagai pusat pelayanan publik.
2. DPRD akan membuat Perda yang mengacu pada UU no 30 tahun 2009 tentang ketenagalistrikan.
3. Solusi jangka panjang untuk menormalkan masalah kelistrikan, percepatan pemasangan SUTT paling lama selesai di bulan November 2024.
4. DPRD akan meminta bantuan mesin ke PT. PLN di Palu.
5. Pemda menyurat ke pemerintah kecamatan dan desa untuk bekerjasama mendukung dan mengawasi aktifitas PLN sehingga tidak terjadi lagi permasalahan jaringan.