INPUTRAKYAT_LUTIM,–Tambang nikel yang dikelolah PT. Citra Lampia Mandiri (CLM) tepatnya di wilayah Lampia Desa Harapan, Kecamatan Malili, Luwu Timur, Sulsel, dikabarkan bersoal.
Pasalnya, baru-baru ini terjadi perseteruan antara masyarakat dan induk PT. CLM yakni PT. Asean Pasifik, yang dianggap telah melanggar kesepakatan antara masyarakat dan PT. Asean Pasifik yakni, kompensasi lahan masyarakat, rekruitmen tenaga kerja dan penanganan limbah.
Tak hanya itu, dikubuh PT. CLM versi Isrullah Ahmad sebagai pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) awal, juga berseteruh dengan PT. Asian Pasifik yang dikabarkan akan mengambil alih lokasi tambang PT. CLM, hal tersebut diungkapkan Nasir Dj selaku Kabid penaatan lingkungan hidup Dinas LH Lutim kepada InputRakyat.co.id, Kamis (30/11/17).
Dijelaskannya, Isrullah merupakan Direktur utama PT. CLM dan ber atas nama pada IUP tersebut. Namun jabatan Isrullah turun pada posisi Direktur dan digantikan oleh Thomas Azali.
Itu disebabkan kata Nasir, menurut pihak PT. Asean Pasifik bahwa Isrullah tidak menghadiri kegiatan rapat umum pemegang saham luar biasa, dan hasil inilah yang kami pegang, terangnya.
Lanjutnya, izin yang dikantongi oleh PT. CLM yakni, izin operasi produksi yang berakhir pada 2019 mendatang. Untuk izin Amdal nya sementara kami tangguhkan, karena adanya surat keberatan dari Isrullah Ahmad sebagai pemegang IUP awal.
Sementara izin yang dikatongi PT. Asean Pasifik kami selaku pemerintah daerah tidak mengetahui hal itu, karena data yang kami katongi izin yang keluar pada pertabangan tersebut yakni PT. CLM, ucap Nasir.
“Makanya saya kaget kok bisa ada PT. Asean Pasifik dilokasi tersebut,” tambah Nasir.
Ia menambahkan, sampai saat ini tidak ada aktifitas penambangan dilokasi tersebut, yang ada hanya pihak PT. CLM yang saat ini sedang memasukkan kendaraan alat berat untuk perbaikan akses menuju lokasi tamabang, tutupnya.
Liputan: Harding | Editor: Zhakral.
