Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Input Lutim

Budiman Nahkodai PDIP Lutim, Ryan Latif : Gerindra Dua Kali Tersakiti, Ini Catatan

158
×

Budiman Nahkodai PDIP Lutim, Ryan Latif : Gerindra Dua Kali Tersakiti, Ini Catatan

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

INPUTRAKYAT_LUTIM,–Bupati Luwu Timur, Budiman Hakim resmi menahkodai Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Kabupaten Luwu Timur.

Kendati demikian, Panglima PAS08, Ryan Latif malah menilai hal itu menjadi kekecewaan Partai Gerindra. Pasalnya, menurut dia, kekecewaan ini dirasakan sudah kedua kalinya, ungkapnya melalui media ini, Selasa (27/04/2021).

Example 300x600

“Kalau kita kembali memflashback komitmen awal dimana waktu itu saya bersama almarhum pak Husler menghadap ketua DPD Partai Gerindra yang dihadiri pula Ketua PDIP Sulsel, Andi Ridwan Wittiri, pak Budiman ditawari menjadi wakil oleh almarhum dengan catatan menjadi kader Gerindra,” bebernya.

Tidak sampai disitu, Ryan juga menceritakan kalau ia sudah mempertanyakan langsung ke Budiman saat itu untuk kesediaan dirinya menjadi kader. Kejadian tersebut sekitar Februari 2020 lalu, sebelum pandemi Covid-19 di Hotel Sultan Jakarta, ujarnya.

Namun seiring berjalannya waktu, saya kaget pasca pak Husler meninggal dunia, dimana center di media kalau pak Budiman berlabuh sebagai kader PDIP. Tapi itulah hak politik beliau, tentu itu menjadi catatan kita juga, karena Gerindra ini adalah Partai dua kali disakiti.

Pertama almarhum waktu berpaket dengan Irwan, beliau bersedia menjadi kader Gerindra Lutim, tetapi belakangan dia malah memilih Partai Golkar dan ini terjadi lagi pada Budiman. Inilah saya bilang politik itu sifatnya cair tetapi ada yang dikatakan taro ada taro gau yang artinya konsistensi perbuatan dengan apa yang telah dikatakan, dan itu yang saya pegang, sambungnya lagi.

“Namun hal itu kita tidak bisa salahkan, itu hak beliau, tetapi itu menjadi catatan. Kalau dia (Budiman) mengklaim jauh sebelumnya sudah komitmen dengan PDIP, ya kapan? Karena pertemuan saya dengan beliau pada Februari 2020 lalu,” jelas Ryan.

Namun lagi-lagi saya katakan itu hak dia, dan kemudian masa depan politik itu tergantung sikap karir politik dia, karena saat ini dia memilih PDIP dibasis Golkar nah itu tugas dan tanggungjawabnya besar, karena Lutim basis Golkar. Tetapi kembali lagi bahwa politik itu dinamis bukan semacam keyakinan, terangnya.

Disinggung mengenai pendamping Budiman, Ryan Latif mengatakan, karena saya yang membawa almarhum ke Gerindra, tentu saya juga harus mempertanggungjawabkan ke pengurus Gerindra, makanya kami akan mendorong kader Gerindra. Ada Idul Adha atau kerap disapa Dedi yang juga bendahara Gerindra Lutim sekaligus adik kandung almarhum.

Masih dikatakannya, meski ada tiga calon dari almarhum, tetapi mereka sudah ada pembicaraan di keluarga dengan berbagai pertimbangan, dan keluarga juga menyetujui kalau Dedi yang maju, dan tentu tak terlepas dari dukungan partai pengusung, tapi sekali lagi politik itu dinamis.

Ditanya apakah ada kekecewaan dari dua nama lain yakni Puspawati selaku istri almarhum dan Taqwa Muller ketika Budiman memilih Dedi? Ryan Latif menegaskan, saya rasa tidak, karena mereka punya ikatan darah dan punya tanggung jawab yang sama, tetapi ingat proses di Lutim adalah proses politik bukan proses kerajaan, tetapi kita harus menghargai etika bagaimana sosok almarhum berjuang sehingga mencapai kemenangan, jadi ada istilah orang sipakalebbi menghargai pengorbanan almarhum dari segi materi tenaga dan lain-lain.

Kalau misalnya ketiganya tidak dipilih Budiman tambahnya, ya’ ada istilahnya orang bilang karma, Allah itu maha adil dan mengetahui siapa yang berkorban dan menikmati, dan saya rasa Budiman sudah mengetahui apa yang dia harus lakukan, tutup Ryan.

Liputan: Amk | Editor: Redaksi.

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *