INPUTRAKYAT_LUTIM,–Akhir-akhir ini Kabupaten Luwu Timur digemparkan atas beredarnya dugaan sejumlah ikan mengandung bahan pengawet formalin yang tersebar disejumlah pasar dan pedagang ikan lainnya.
Itu dibuktikan saat pemerintah daerah dan Kepolisian melakukan inspeksi mendadak (Sidak) sekaligus melakukan uji laboratorium dari sejumlah sample.
Nah, untuk mengetahui dampak yang terjadi pada tubuh saat anda makan makanan berformalin, dilansir dari CNN Indonesia berikut tulisan Ari Fahrial Syam, dokter spesialis penyakit dalam dari FKUI-RSCM mengatakan, beberapa hal yang harus diperhatikan jika bahan beracun masuk ke dalam tubuh cepat atau lambat akan terjadi dampak yang tidak inginkan dalam tubuh kita, ungkapnya.
Dijelaskan Ari, formalin merupakan cairan pengawet mayat yang sampai sekarang masih digunakan di lingkungan rumah sakit untuk mengawetkan sampel jaringan tubuh manusia dari hasil biopsi atau sampel langsung yang diambil pada saat operasi sebelum diperiksa di laboratorium.
Formalin tidak berwarna dan mempunyai bau yang keras dan mempunyai berat jenis 1,09 kg/L dalam suhu 20 derajat Celsius. Penelitian Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menunjukkan bahwa formalin terdapat pada makanan yang sehari-hari kita konsumsi, misalnya mi basah, ikan asin, bakso dan tahu. Bahkan terakhir formalin ditemukan pada kikil, makanan favorit sebagian masyarakat Indonesia.
“Formalin bagi tubuh manusia diketahui sebagai zat beracun, karsinogen (menyebabkan kanker), mutagen (menyebabkan perubahan sel, jaringan tubuh), korosif dan iritatif,” tulis Ari menjelaskan. “Uap dari formalin sendiri sangat berbahaya jika terhirup oleh pernapasan dan juga sangat berbahaya dan iritatif jika tertelan oleh manusia.”
Untuk mata, seberapa encer pun formalin tetap bersifat iritatif. Jika sampai tertelan, maka orang tersebut harus segera diminumkan air putih sebanyak mungkin dan segera diminta untuk memuntahkan isi lambungnya.
“Dampak buruk bagi kesehatan pada seorang yang terpapar dengan formalin dapat terjadi akibat paparan akut atau paparan yang berlangsung kronik. Apa yang terjadi pada masyarakat kita yang mengonsumsi makanan yang mengandung formalin tentunya paparan ini berlangsung kronik,” tulis Ari.
Dampak buruk bagi kesehatan jika terpapar formalin secara kronik dan berulang-ulang antara lain sakit kepala, radang hidung kronis (rhinitis), mual-mual, gangguan pernapasan, baik berupa batuk kronis atau sesak napas kronis. Gangguan pada persarafan berupa susah tidur, sensitif, mudah lupa, dan sulit berkonsentrasi. Pada perempuan akan menyebabkan gangguan menstruasi dan infertilitas.
Pada manusia penggunaan formalin jangka panjang dapat menyebabkan kanker mulut dan tenggorokan. Pada penelitian binatang, ternyata formalin menyebabkan kanker kulit dan kanker paru.
“Formalin juga dapat diserap oleh kulit dan seperti telah disebutkan di atas juga dapat terhirup oleh pernapasan kita. Oleh karena itu, melalui kontak langsung dengan zat tersebut tanpa menelannya juga sudah dapat berdampak buruk bagi kesehatan,” katanya.
Formalin juga dapat merusak persarafan tubuh manusia dan dikenal sebagai zat yang bersifat racun untuk persarafan tubuh (neurotoksik). Sampai sejauh ini, informasi yang ada menyebutkan tidak ada level aman bagi formalin jika tertelan oleh manusia.
“Sekali lagi, jelas bahwa zat ini sangat berbahaya jika terpapar pada tubuh manusia baik kontak langsung, terhirup ataupun tertelan.”
Liputan: Wulan | Editor: Wulan.