INPUTRAKYAT_JAKARTA,–Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Laode Muhammad Syarif menceritakan, uang mantan Dirjen Hubungan Laut (Hubla) Kementerian Perhubungan Antonius Tonny Budiono masih banyak dalam bentuk tunai.
“Jaksa pagi lapor, uang Pak Dirjen masih banyak. Kenapa tidak diambil? Terlalu banyak, besok saja pak,” ujar Laode mengulang perbincangannya dengan salah satu Jaksa KPK, di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (29/9/2017).
Berdasarkan laporan Jaksa yang berada di rumah Tonny, kata Laode, uang Tonny berceceran di tempat tidur hingga kamar mandi.
“Ada di kamar mandi dan tempat tidur, berceceran, jadi kami capek dan segel saja Pak,” kata Laode.
Berdasarkan pengakuan Tonny kepada jaksa KPK, uang yang berceceran tersebut digunakan Tonny untuk beramal. Laode pun menyesali kebaikan Tonny menggunakan uang yang tidak tepat.
“Ini buat apa, anak sudah selesai (sekolah) dan istri sudah almarhumah. Banyaklah Pak, amal, fakir miskin butuh, gereja kasih dikit,” kata Laode.
KPK menetapkan Tonny dan Adiputra sebagai tersangka kasus suap. Tonny diduga menerima sejumlah uang dari Adiputra terkait pengerjaan pengerukan alur pelayaran di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang.
Perusahaan Adiputra, yakni PT Adhiguna Keruktama mendapat proyek senilai Rp 44,52 miliar.
Selain itu, Tonny diduga menerima suap dan gratifikasi dari sejumlah proyek di lingkungan Kemenhub sejak 2016 lalu. Ada 33 tas berisi uang senilai Rp 18,9 miliar yang disita KPK dari kediaman Tonny.
Selain uang, penyidik KPK juga menyita sejumlah barang berupa tombak, keris, hingga batu akik dari tangan Tonny.
Liputan: Wulan | Editor: Zhakral.