INPUTRAKYAT_MAKASSAR,–Jurnalisme opini yang dihasilkan oleh salah satu media dengan melakukan perbandingan hasil survei dua lembaga riset yang berbeda, SMRC dan Indobarometer dinilai kurang tepat.
Alasannya, dua lembaga survei yang melakukan survei di sesi waktu yang berbeda, hal ini disampaikan Supervisor Indonesia Local Victory (ILV) Adi Panrita kepada InputRakyat.co.id, Sabtu (19/11/2017) di Makassar.
“Tidak ada salahnya Indobarometer mengeluarkan data riset mengenai pilgub Sulsel. Akan tetapi harus dipahami bahwa setiap kandidat pasti juga memiliki data pembanding dari lembaga survei kredibel. Saya meyakini kompetitor NA (Nurdin Abdullah) tidak menelan mentah-mentah data Indobarometer yang beredar,” bebernya.
Dia mengatakan apa ukuran NasDem tidak berkonstribusi terhadap NH-Aziz? Menurut Adi Panrita, Jika mau mengukurnya, harus objektif dengan melihat afiliasi dukungan kandidat pilgub para voters NasDem.
“Perlu juga saya kritisi, membandingkan dua data survei dari lembaga survei berbeda dengan pengambilan sampel waktu yang tak bersamaan bukan apple too apple. Itu namanya apple to manggoo,” beber Adi.
Adi Panrita mengatakan, dirinnya juga mau mengingatkan hasil survey Indobarometer pada pilgub Banten yang dipublikasi menjelang hari tenang. Dimana hasilnya Rano Karno (RK)-Embay Mulya Syarief, meraih dukungan 42,5 persen dan Wahidin Halim (WH)-Andika Hazrumy (Aa) sebanyak 35,2 persen.
“Faktanya Rano Karno kalah. Padahal seingat saya, Indobarometer waktu itu memberi analisa swing voters akan terdistribusi normal. Kalau pun ada pergeseran suara, namun presisinya tidak berubah. Hasilnya malah terbalik, dimana yg menang adalah Wahidin-Andika,” tutupnya.
Liputan: Noya | Editor: Zhakral.