INPUTRAKYAT_LUTIM,–Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia usai digelar. Hasil quit count pasangan Prabowo-Gibran masih mengungguli kedua rivalnya.
Lalu bagaimana hasil Pilpres di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan ?
Data yang dihimpun melalui perhitungan real count KPU melalui link pemilu2024.kpu.go.id per 19 Februari 2024, pasangan nomor urut 2, Prabowo-Gibran unggul dengan hasil suara 75.004 atau 59,96 persen.
Diurutan kedua, pasangan Amin, 37 ribu atau 37.741 atau 30,17 persen, kemudian disusul pasangan Ganjar-Mahfud yang hanya memperoleh suara 12.346 atau 9,87 persen. Hal ini merupakan progres 617 dari 810 TPS atau baru 76,17 persen.
Dari data tersebut disimpulkan bahwa seharusnya pasangan Ganjar-Mahfud jauh lebih unggul dari kedua rivalnya atau berada diurutan kedua setelah pasangan Prabowo-Gibran di Kabupaten Luwu Timur.
Pasalnya, pucuk pimpinan atau kepala daerah Kabupaten Luwu Timur saat ini merupakan politisi yang sekaligus Ketua PDIP Lutim, sebagai partai pengusung Paslon Ganjar-Mahfud.
Anomali suara tersebut menuai tanggapan dari pemerhati politik di Luwu Timur, Iskaruddin yang sekaligus Ketua Pelaksana Harian Lembaga Kajian Advokasi HAM Indonesia (Kalakhar LHI).
Menurutnya, secara pribadi saya melihat keunggulan Paslon Prabowo-Ganjar di Luwu Timur dikarenakan orang memilih karena figur bukan melihat partai, ungkapnya, Selasa (20/2/2024).
Tetapi mestinya lanjut Iskaruddin, seharusnya Paslon 03, Ganjar-Mahfud yang lebih unggul dari rivalnya, karena saat ini sebagai pucuk pimpinan di daerah ini adalah politisi PDIP.
“Artinya bahwa, saya melihat pengurus PDIP lebih fokus di pemilihan legislatif ketimbang Pilpres, kenapa begitu, kita lihat saja hasil suara Pilpres dan Pileg,” jelasnya.
“Kalau berbicara kepartaian seharusnya pengurus PDIP sampai Calegnya fokus pula mengkampanyekan Paslon 02, tetapi secara pribadi saya melihat mereka hanya fokus ke Pileg bukan Pilpres,” tambahnya.
Senada dari itu Sekjen Pospera Lutim, Awaluddin mengatakan, memang yang saya lihat pengurus PDIP Lutim lebih fokus ke Pileg ketimbang Pilpres, tetapi seharusnya pergerakan seimbang sehingga Capres usungan PDIP bisa unggul.
Disinggung keunggulan PDIP di Pileg kata Awaluddin, yang saya lihat orang memilih karena figur, bukan karena intervensi dari pimpinan partai juga sebagai kepala daerah.
“Kalau pimpinan partai mau kerja maksimal, bukan hanya Pileg yang unggul, namun Capres usungan serta Caleg Provinsi dari PDIP juga ikut unggul,” pungkasnya.