INPUTRAKYAT_LUTIM,–Lagi, warga temukan objek wisata di desa Pekaloa, Kecamatan Towuti, Kabupaten Luwu Timur, Sulsel.
Objek ini patut dikunjungi. Pasalnya, merupakan kawasan wisata pantai pasir merah yang disebut Siu’one.
Pantai tersebut terletak 500 meter dari arah selatan jalan poros Desa Pekaloa-Mahalona.
Karena keindahaan dan pepohonan yang masih asri serta memiliki pasir yang berwarna merah, wisata itu terbilang diminati pengunjung.
Itu dibuktikan hampir tiap akhir pekan dibanjiri wisatawan lokal untuk menghabiskan masa liburan.
Namun hal itu, menjadi keluhan tersendiri para pengunjung.pasalnya, objek wisata ini perlu uluran tangan oleh pemerintah daerah, hal ini diungkapkan Agus salah satu wisatawan saat ditemui InputRakyat.co.id, Senin (16/10/17) di lokasi objek wisata.
Menurutnya, objek wisata ini tak kalah menarik dari pantai-pantai danau lainnya di Lutim, karena memiliki pasir yang merah serta pepohonan yang masih asri, hal ini lah yang perlu menjadi pertimbangan Pemda, ujarnya.
Untuk menjadikan icon tersendiri di wilayah Towuti, sekelompok pemuda yang tergabung dalam Karang Taruna desa Pekaloa, berinisiatif melakukan pembersihan dengan peralatan seadanya.
“Kasian sekali kalau hal-hal seperti ini dibiarkan dan tidak dimanfaatkan, kami mau ini menjadi kunjungan rekreasi utama di desa kami, apalagi di danau Towuti ini belum ada tempat wisata yang di kembangkan dan bahkan belum ada objek wisata yang menjadi icon danau Towuti. Jadi kami pemuda-pemudi yang tergabung dalam Karang Taruna desa berusaha semaksimal mungkin untuk menjadikan sesuatu yang nantinya sangat berharga,” terang Herman selaku Ketua Karang Taruna Pekaloa.
Bukan hanya itu kata Herman, kegiatan ini semua untuk masyarakat umum, terlebih kepada peningkatan taraf ekonomi masyarakat setempat dan otomatis juga untuk pendapatan daerah itu sendiri, semoga dengan usaha kami ini bisa mendapat dukungan dari pemerintah desa dan pemerintah daerah.
Terpisah, Kepala dinas pariwisata kebudayaan kepemudaan dan olahraga (Disparbudmudora) kabupaten Luwu Timur Hamris Darwis mengatakan, bukannya kami dari kabupaten tidak mau melihat objek wisata tersebut berkembang, namun kami mau pemerintah desa untuk merintis dan mensupport infrastrukturnya melalui ADD/DD jika objek wisata itu berada di wilayahnya dan sangat berpotensi untuk di kembangkan, sekarang sudah ada anggaran besar yang diberikan setiap desa agar dikelolah di sektor-sektor yang bisa menjadikan desa itu meningkat.
“Nah’ setelah itu kami dari kabupaten akan meninjau lebih lanjut lagi bagaimana objek tersebut dikembangkan dalam skala besar jika memang itu mumpuni di lakukan nantinya.
Menurut Hamris, Pemerintah desa juga bisa menggandeng investor daerah jika ada yang minat investasi dan kalau itu di biayai oleh desa sendiri otomatis PAD nya kan untuk desa sendiri yang penting sistem pengelolaannya betul-betul ditangani secara serius.
Dicontohkannya, ada beberapa objek wisata di daerah Tomoni yang di biayai oleh desa sendiri dan itu sudah berjalan dan dinikmati masyarakat serta pemerintah desanya sendiri, tutup Hamris.
Liputan: Harding | Editor: Zhakral.