INPUTRAKYAT_MORUT,–Tapal batas wilayah desa Ganda-ganda, Kecamatan Petasia dan desa Tamainusi, Kecamatan Soyo Jaya, Kabupaten Morowali Utara, rupanya berpolemik.
Informasi yang dihimpun, kedua desa itu dikabarkan saling mengklaim tapal batas desa. Jika tidak segera ditengahi oleh pemerintah daerah maka rawan terjadi konflik antar kedua desa tersebut.
Kepala desa Ganda-ganda, Haeridin Azis mengklaim jika wilayah lokasi bencana banjir bandang baru-baru ini masih masuk dalam wilayah pemerintahannya, bukan wilayah desa Tamainusi, ungkapnya, Kamis (9/1/2025).
Ia menyebut, jika batas wilayah antara desa Ganda-ganda, Kecamatan Petasia dan desa Tamainusi, Kecamatan Soyo Jaya adalah sungai yang disebut sungai Susuko, itu merupakan batas alam.
“Jadi keliru kalau wilayah yang banjir bandang baru – baru ini adalah wilayah dusun Towi, Desa Tamainusi, karena itu masih wilayah dusun lima, desa Ganda-ganda,” tandasnya.
Lanjutnya, ini lah persoalan yang sampai saat ini belum menuai titik terang sejak 10 tahun terakhir yang terus bersengketa.
Padahal kata dia, persoalan ini sudah satu kali dibicarakan melalui rapat dengar pendapat (RDP) di DPRD Morut dan lima kali pertemuan di kantor bupati diantaranya ruangan bupati dan sekda, namun belum juga ada kejelasan.
“Kenapa saya mengatakan jika batas wilayah kami adalah sungai Susuko karena saya memiliki data yakni keputusan presiden nomor 12 tahun 2013 tentang pembentukan kabupaten Morowali Utara,” jelasnya.
“Didalam keputusan itu tertera peta dan titik koordinat, bahkan batas wilayah kecamatan Petasia dengan Soyo Jaya adalah sungai Susuko, jadi otomatis batas wilayah desa saya mengikuti batas kecamatan,” sambungnya lagi.
Masih dikatakannya, setiap kami pertemuan saya meminta perlihatkan saya kalau keputusan presiden yang saya pegang ini mengalami perubahan.
“Kalau sudah diubah tentu saya mengalah, tetapi sampai saat ini saya belum melihat adanya perubahan keputusan tersebut,” terangnya.
Olehnya itu tambahnya, saya berharap dan meminta pemerintah daerah hadir melahirkan keputusan agar sengketa batas wilayah ini tidak lagi berlarut-larut.
Dikonfirmasi terpisah, Kades Tamainusi, Ahlis membantah jika lokasi banjir bandang diklaim masuk dalam wilayah desa Ganda-ganda.
“Tidak benar itu, lokasi banjir bandang itu masuk dalam wilayah kami (Tamainusi) Dusun Towi, jadi keliru pemdes Ganda-ganda mengkalim wilayah tersebut,” tandasnya.
Kalau meraka berdasarkan peta pemekaran Morut kata Ahlis, saya kira itu keliru karena penempatannya banyak yang salah.
Ia mencontohkan, pemekaran Morowali ibu kota kabupaten kan Kolonodale, tapi nyatanya Bungku.
“Jadi kalau kita mau berpatokan di peta jelas kok tapal batas, coba cek peta nasional, kemudian peta provinsi lalu lihat di Morut, jelas disitu batas-batasnya,” pintanya.
“Nah yang benar, tapal batas wilayah antara desa Ganda-ganda dan Tamainusi adalah Tanjung Bangkele, bukan Sungai Susuko,”. tambahnya lagi.